Kemasan memang dirancang untuk melindungi produk. Tapi apa jadinya jika kemasan itu sendiri menjadi sumber masalah?
Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah kasus recall produk pangan akibat kegagalan kemasan melonjak drastis di seluruh dunia. Mulai dari segel yang tak rapat, migrasi bahan kimia yang berbahaya, hingga kesalahan label, hal-hal terkesan kecil namun bisa berujung pada krisis besar.
1. Meningkatnya Penarikan Produk dari Peredaran (Recall) akibat Kegagalan Kemasan
Masalah seperti segel bocor, migrasi bahan kimia, dan kesalahan pelabelan kini menjadi penyebab utama recall di sektor pangan global. Meskipun terlihat sepele, kesalahan kecil pada kemasan dapat menimbulkan risiko besar.
2. Hilangnya Kepercayaan dan Akses Pasar
Recall akibat kemasan tidak hanya berdampak pada produk, tetapi juga pada reputasi bisnis. Banyak peritel dan merek besar memutus kerja sama dengan pemasok yang terlibat recall, bahkan ketika isu tersebut tidak langsung mengancam keamanan pangan. Sekali kepercayaan hilang, membangunnya kembali bukanlah hal yang mudah.
3. Dampak terhadap Kesehatan dan Reputasi
Kesalahan pelabelan atau informasi alergen yang tidak akurat bisa berakibat fatal bukan hanya memicu reaksi alergi berat, tetapi juga menimbulkan kemarahan publik dan krisis kepercayaan terhadap merek. Dalam era digital, reputasi yang rusak dapat menyebar cepat dan berdampak jangka panjang.
4. Biaya dan Risiko yang Tinggi
Kegagalan kemasan sering berujung pada recall bernilai jutaan dolar, tuntutan hukum, dan kerusakan reputasi permanen bagi produsen pangan maupun pemasok kemasan. Kompleksitas hukum dan biaya pemulihan yang besar membuat pencegahan menjadi langkah yang jauh lebih bijak daripada penanganan setelah krisis terjadi.
Tingkatkan keamanan dan kualitas produk Anda dengan memahami lebih dalam standar pengemasan yang diakui secara internasional.
Ketahui lebih lanjut tentang skema dan standar pengemasan di sini.
